Jumat, 28 Oktober 2011

BUKU KEHIDUPAN ;D;D (1)


BUKU KEHIDUPAN

Kehidupan yang keras di Jakarta dijalani Cory dengan penuh kesabaran dari hari ke hari. Setelah 2 tahun merantau di Jakarta, akhirnya anak berumur 15 tahun ini mendapat kabar dari orangtuanya di desa. Namun, kabar tersebut bukanlah membawa kesenangan bagi Cory, tetapi malah membawa Cory dalam larutan kesedihan.
          “Nakkk…Tolong ibu nak. Ibu sudah tidak sanggup lagi ada di dunia ini. Mungkin ini sudah saatnya ibu pergi meninggalkan mu nak. Ibu tak tahu harus bagaimana lagi. Tuhan sudah mengutuk ibu, ibu hanya dilahirkan dengan sebelah mata, tangan, dan kaki. Tidak bisa membahagiakan mu nak. Mungkin jika ibu sudah tiada, kelak engkau akan berbahagia. Hanya satu pesan ibu, jagalah dirimu baik-baik dan jadilah orang yang berguna bagi semua orang, tidak seperti ibumu.”
          Itulah isi surat yang dikirimkan tetangganya di kampung ke Cory. Ayah Cory memang sudah lama meninggal karena sering mabok-mabokan, sehingga membuat Cory nekat merantau ke Jakarta. Disinipun ia hanya bekerja sebagai tukang cuci pakaian, walaupun begitu cita-cita Cory tetap tinggi, ia terus bersemangat agar cita-citanya dapat tercapai, walaupun hanya seperti menegakkan benang basah.
          Seiring dengan meninggalnya ibu Cory, malam itu ia dimimpikan ibunya. Ibunya berpesan agar ia mau pulang ke kampung dan melihat jenazat ibunya untuk terakhir kali. Mimpi itu pun mendorong Cory untuk pulang, namun faktor yang paling berat untuk dia adalah faktor keuangan. Ia tidak punya uang, sedangkan pada saat itu majikannya belum memberikan gaji. Ia pun bingung, tidak tahu mau meminjam kepada siapapun. Akhirnya, Tuhan memberikan jalan. Di hari berikutnya, si ibu kemali datang dan memberi jalan agar ia meminjam uang pada majikannya. Majikannya yang terkenal akan kemarahannya itu pun luluh, ia pun mau meminjamkan Cory uang untuk pulang ke kampung halaman.
          Pagi yang cerah Cory sudah bersiap-siap untuk pergi ke stasiun rambutan. Ia pun membeli tiket, dan sampailah dia di bus besar dengan tujuan Mojokerto yang merupakan kampung halamannya. Ntah kenapa, sejak Cory memasuki bus itu, suasana bus sepi seperti di kuburan. Bus yang biasanya ramai riuh suara penumpang, pagi ini malah menjadi sunyi. Cory pun kaget, suasana bus itu semakin membuatnya ketakutan. Ia pun tetap santai, dalam benak nya pasti karena itu masih pagi. Tiba-tiba ia terkejut di sampingnya ia melihat sebuah buku bercover mengerikan ada disebelah kiri tempat duduknya. Cory yang tidak tahu apa-apa pertamanya hanya diam saja, ia tidak menghiraukan buku itu, seab yang ada di benaknya hanya kampung halaman. Ia pun tak tergoda oleh gampang mengerikan itu. Tetapi saat bus sudah jauh meninggalkan stasiun, Cory mulai tergoda. Ada rasa untuk membuka dan membaca buku itu. Akhirnya ia pun mengambil
buku itu. Ia terkejut setelah mendapati tulisan bertuliskan “JANGAN BUKA BUKU INI!!”. Namun tulisan itu malah membuat Cory nekat membuka buku tebal itu. Dengan rasa was-was ia pun menuruti hasratnya untuk membuka buku tersebut. Dan setelah ia  buka ternyata tidak ada apa-apa. Di halaman pertama hanya berupa daftar isi dan halaman kedua sampai halaman tengah hanya berisi tulisan dengan gambar yang sedikit menyeramkan. Namun, yang membuat ia merinding, yaitu saat dibukanya halaman “44”. Halaman tersebut mengisahkan cerita persis dengan kehidupan Cory. Cory bertanya-tanya. “Apakah ada roang yang cerita hidupnya persis sama seperti cerita dihidupku?” Cory terus berpikir dan berpikir. Ia heran sekali dengan kehadiran buku itu. Buku yang tidak tahu datang darimana dan tiba-tiba ada sebuah cerita persis sama seperti cerita hidupnya. Sambil berpikir ia pun akhirnya ketiduran. Yang sangat mengejutkan, ia bermimpi bahwa ibunya datang dengan membawa seorang kakek. Kakek itu membawa tas yang berisi banyak buku-buku. Ia membuka tas yang berisi buku itu dengan perlahan, dan buku yang dia ambil sama persis seperti buku yang ditemukan Cory itu. Disana Cory tampak kaget, namun kakek itu hanya tersenyum. Dan setelah menunggu, sang kakek akhirnya membawa Cory kesebuah taman, yang sangat sepi tak berpenghuni. Kakek itu berkata bahwa itulah taman catatan kehidupan. Orang yang datang kesini hanyalah orang yang dituliskan catatan kehidupannya. Dan mulai lah sang kakek bericara. Kakek itu mengatakan bahwa buku yang barusan Cory baca adalah salah satu buku catatan kehidupan Cory dengan judul “KEHIDUPANKU SEKARANG”. Tentu buku itu menampilkan sebuah cerita kehidupan Cory pada saat ini. Namun, sang kakek mengeluarkan sebuah buku yang jauh lebih tebal berlapis-lapis dari buku itu. Kakek itu mengatakan bahwa buku itu adalah “KEHIDUPANKU MASA DEPAN”. Kakek memberikan buku itu. Aku pun menerimanya. Tak lama kemudian saat ku membaca buku itu, sang kakek langsung menghilang dari tempat duduknya di sebelehku. Aku sempat merinding namun. Eh eh eh eh eh eh eh eh eh eh ehhh… aku sudah di bangunkan Pak Kondektur untuk memberi tiket. Selama diperjalanan aku terus memikirkan tentang buku yang diberi kakek tersebut. Dan ia terus berpikir apakah semua itu memang benar-benar akan terjadi?
~ ENDING ~


Saksikan kelanjutannya    ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar